Review Film: &#39;Criminal&#39; (2016)

'Criminal' tak memanfaatkan konsep krisis identitasnya untuk menyelami sisi psikologis yang begitu potensial, selain untuk menyuguhkan tembak-tembakan atau adegan brutal lain khas film mata-mata generik.

�You hurt me... I hurt you worse.�
� Jericho Stewart

Berapa kali Ryan Reynolds harus bermain dalam film tentang berganti tubuh? Setelah komedi The Change-Up, kemudian tahun lalu ada Self/less, anda mungkin berpikir ia akan berhenti. Namun tidak, ia kembali bermain dalam film bertema serupa, Criminal yang nyaris sebelas dua belas dengan Self/less. Film ini juga punya masalah yang sama: tak memanfaatkan konsep krisis identitasnya untuk menyelami sisi psikologis yang begitu potensial, selain untuk menyuguhkan tembak-tembakan atau adegan brutal lain khas film mata-mata generik.

Sejujurnya, plotnya tak mirip-mirip amat sih. Jika sebelumnya pikiran Ben Kingsley yang dipindahkan ke tubuh Reynolds, disini justru sebaliknya. Memori Reynolds sebagai agen CIA harus ditransfer pada Kevin Costner yang bermain sebagai psikopat bernama Jericho Stewart demi mencegah aksi terorisme internasional. Lebih punya intrik karena nantinya terjadi bentrokan antara dua kepribadian yang sangat berbeda ini.

Persiapkan diri anda, karena ceritanya akan sedikit absurd. Jericho mengalami trauma otak yang membuat lobus frontalnya tak bisa berkembang. Kondisi ini hanya terjadi 1 diantara 1 juta orang, rumornya begitu. Ia tak punya empati, tak bisa merasakan benci atau cinta. Saking berbahayanya, Jericho tak hanya dipenjara, namun juga harus dirantai total seakan-akan ia bisa saja membengkokkan jeruji itu sewaktu-waktu.

Kondisi ini untungnya cocok bagi prosedur transfer otak. Di awal film, seorang agen CIA Bill Pope (Reynolds) tewas dalam sebuah misi rahasia di London. Demi mengekstrak detailnya, pimpinan CIA cabang London, Quaker Wells (Gary Oldman) menugaskan Dr. Frank (Tommy Lee Jones) untuk melaksanakan operasi eksperimental memindahkan memori Bill pada Jericho.

Nah, keberhasilan operasi ini sebelumnya hanya teruji pada tikus lab. Saat ujicoba tak sesuai dengan harapan dan Jericho akan dilenyapkan, ia berhasil kabur dengan membunuh 2 polisi sembari menghadapi ketidakstabilan mental karena memori Bill mulai menyusup pikirannya. Tak hanya dikejar polisi, Jericho juga diburu pimpinan teroris Xavier Heimdahl (Jordi Molla) menginginkan informasi yang kemungkinan besar dipunyainya.

Penampilan Costner lumayan bagus. Sebagai Jericho ia adalah psikopat yang lebih banyak menggeram dan berbuat anarkis namun di beberapa waktu, transisinya yang menunjukkan sensibilitas karakter Bill cukup meyakinkan. Bobot dramatis ingin ditambahkan dengan adegan seperti pertemuannya dengan istri Bill (Gal Gadot) atau penyanderaan di adegan klimaks, meski hanya menjadi plot device.

Dengan premis yang terdengar menggelikan, kita menduga filmnya akan menjadi pertunjukan ringan yang mempertontonkan adegan aksi di luar nalar yang menghibur seperti halnya film-film Luc Besson. Namun Criminal begitu serius. Semua karakter menjalani plot absurd ini dengan muka lurus. Sementara sutradara mengadaptasi gaya handheld dan fast-cut ala Bourne untuk menciptakan urgensi, walau perkembangan ceritanya datar.

Quaker mungkin adalah pimpinan CIA paling tak kompeten sepanjang masa. Ia membuat keputusan yang salah dari waktu ke waktu dan jarang sekali anda akan menyaksikan Oldman tak berteriak dalam setiap adegannya. Di lain sisi, Lee Jones tampak begitu lelah dengan memberikan penampilan yang seolah-olah mengisyaratkan agar filmnya ini cepat berakhir.

Karena Criminal adalah film mata-mata, wajar jika film ini melibatkan isu nuklir dan persaingan dua negara adidaya yang mengijinkan sineasnya menampilkan adegan peluncuran roket dari kapal selam, mobil yang terjun dari jembatan atau pesawat meledak. Namun sulit untuk benar-benar terikat dengan krisis identitas Jericho jika filmnya sendiri berniat menggali elemen psikologis atau filosofis tapi malah mengabaikannya hanya untuk kemudian dipungut lagi bagi adegan penutup. �UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

'Criminal' |

TEGUH RASPATI | 8 Mei 2016