'The Jungle Book' versi orisinal adalah fabel ringan yang diisi dengan kelucuan dan pesan moral khas animasi Disney. Versi live-action ini tetap punya jiwa yang sama, meski sedikit lebih serius.

�Forget about your worries and your strife.�Melalui The Jungle Book, Jon Favreau menepis segala skeptisisme dari penonton yang meragukan kapabilitasnya untuk membawa dunia fantasi karya Rudyard Kipling ke versi layar lebar. Dengan bantuan kekuatan magis dari para animator dan desainer produksi, Favreau mengajak kita langsung ke belantara rimba dengan set buatan yang sangat mengagumkan dan meyakinkan sekelas Avatar serta render binatang yang begitu mendetail yang mungkin bisa disandingkan dengan Life of Pi.
� Baloo
Setiap pohon, daun, hingga bulu binatang dibuat begitu seksama hingga saya tak peduli lagi yang mana yang asli dan yang mana yang kreasi komputer. Semakin sulit dipercaya saat Favreau dan krunya tak pernah menginjakkan kaki di hutan sungguhan dan hanya membuat dunia artifisialnya ini di dalam studio di Los Angeles (fakta yang sempat "dipamerkan" saat credit title berjalan).
The Jungle Book versi orisinal adalah fabel ringan yang diisi dengan kelucuan dan pesan moral khas animasi Disney. Versi live-action ini tetap punya jiwa yang sama, meski sedikit lebih serius. Binatang masih bisa bicara (bahkan bernyanyi), sense of wonder masih kental dan keseruan tak pernah hilang. Namun Favreau dan penulis naskah Justin Marks tak hanya memindahkan kanvas saja. Mereka melakukan peningkatan. Motif dari setiap karakter diperjelas dan ancaman tak sekadar menjadi bahan pengundang tawa (seperti halnya versi animasi).
Cerita masih dinarasikan oleh Bagheera (Ben Kingsley), seekor macan kumbang yang menemukan seorang anak manusia yang kemudian diserahkan pada kawanan serigala yang dipimpin oleh Akela (Giancarlo Esposito) dan Raksha (Lupita Nyong'o) untuk dibesarkan. Film dibuka saat anak manusia yang diberi nama Mowgli (Neel Sethi) ini telah berusia 10 tahun dan tengah berlatih ketangkasan bersama anak-anak serigala.
Di alam liar, Mowgli tidak menjadi santapan para predator berkat adanya "perjanjian damai" antarspesies. Namun hal ini tidak disetujui oleh Shere Khan (Idris Elba), seekor harimau yang kehilangan sebelah matanya akibat ulah manusia yang membawa "bunga merah" (alias: api). Ia menyuruh agar kawanan serigala menyerahkan Mowgli untuk dibunuh sebelum tumbuh dewasa.
Konflik ini memaksa Mowgli yang ditemani Bagheera untuk kembali ke perkampungan manusia. Di perjalanan mereka bertemu dengan Baloo (Bill Murray), beruang madu pemalas yang menyelamatkan Mowgli dari jebakan seekor ular boa, Kaa (Scarlett Johansson). Dari sini, poin plotnya mirip dengan versi animasi, termasuk bagaimana Mowgli menjalin persahabatan dan bertingkah kocak bersama Baloo serta konfrontasi mereka dengan rombongan kera yang dipimpin oleh orangutan raksasa, eh maaf, gigantopithecus bernama King Louie (Christopher Walken). Dalam dua adegan yang terkesan sedikit ganjil bagi film secara keseluruhan, Favreau memberikan tribut bagi lagu ikonik dari versi animasinya: "The Bare Necessities" dan "I Wanna Be Like You".
Menjadi satu-satunya aktor manusia dalam film ini, Neel Sethi dengan mata belo dan kepolosannya merepresentasikan dengan baik optimisme Mowgli. Meski range aktingnya tak begitu luas (serius, tak banyak yang bisa di usia segitu), namun interaksinya dengan para binatang terlihat tulus dan meyakinkan. Barisan pengisi suara juga sangat pas dengan peran karakter masing-masing(mereka juga bisa menyanyi!). Penampilan singkat dari Scarlett Johansson merupakan pemanfaatan surround sound yang efektif.
Perlu saya tekankan bahwa meski diberi rating "semua umur", film ini tidaklah begitu aman ditonton oleh semua anak. Sama seperti The Good Dinosaur-nya Pixar, hutan bukanlah tempat yang aman; protagonis kita tak luput dari bahaya. Nuansa yang lebih cenderung realis memberikan kesempatan untuk menampilkan adegan kejar-kejaran dan pertarungan yang sangat menegangkan (melibatkan cakar dan taring pastinya) hingga anda mempertanyakan keabsahan ratingnya.
Terlepas dari beberapa perpindahan alur yang kentara (tak bisa disalahkan juga mengingat materi aslinya yang memang episodik), The Jungle Book adalah tontonan keluarga yang apik. Favreau tak pernah kehilangan kontrol di balik visual penuh CGI. Film ini mungkin akan diingat sebagai parade efek spesial, namun lebih dalam, ia juga punya "hati". �UP
Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem
'The Jungle Book' | TEGUH RASPATI | 9 April 2016
.jpg)

Sutradara Jon Favreau
Penulis Justin Marks (screenplay), Rudyard Kipling (buku)
Pemain Neel Sethi, Ben Kingsley, Bill Murray
Penulis Justin Marks (screenplay), Rudyard Kipling (buku)
Pemain Neel Sethi, Ben Kingsley, Bill Murray
Tidak ada komentar:
Posting Komentar