Latest News

Adbox

Rabu, 06 April 2016

Review Film: '10 Cloverfield Lane' (2016)

Bisa jadi ini adalah cara murahan untuk menghubungkannya dengan 'Cloverfield' atau mungkin memang inilah premis aslinya sejak awal. Yang manapun, '10 Cloverfield Lane' bergabung dalam grup langka, dimana sekuel lebih baik dibanding pendahulunya.

�Crazy is building your ark after the flood is already come.�
� Howard
Mungkin anda sebaiknya tak membaca review ini karena semakin sedikit anda tahu mengenai 10 Cloverfield Lane, semakin baik pengalaman menonton yang akan anda dapatkan. Namun bagi yang masih ingin melanjutkan, jangan khawatir, sebab saya berusaha agar tak mengungkap poin plot yang penting. Ini yang perlu anda tahu: 10 Cloverfield Lane adalah film thriller psikologis yang intensitasnya terjaga hingga akhir, setidaknya hingga twist di paruh akhir yang membalikkan semuanya.

Jika anda pernah menonton Cloverfield, keterlibatan J.J. Abrams sebagai produser dan judulnya sendiri sudah cukup mengindikasikan spoiler. Abrams pernah menyebutkan bahwa film ini bukanlah sekuel langsung melainkan "lanjutan spiritual" dari Cloverfield. 10 Cloverfield Lane punya gaya narasi yang berbeda dari pendahulunya; found-footage diganti dengan kamera steady, setting outdoor di kota New York berganti dengan bunker bawah tanah yang memberikan nuansa klaustrofobik dan � kali ini � karakter menjadi sorotan utama tanpa mendistraksi penonton dari misteri dasarnya.


Setelah bertengkar dengan sang pacar, Michelle (Mary Elizabeth Winstead) memacu mobilnya hingga akhirnya mengalami kecelakaan dan tak sadarkan diri. Ia terbangun dalam kondisi terluka dan terikat dengan rantai di sebuah bunker yang ternyata dimiliki oleh Howard (John Goodman). Howard mengklaim bahwa ia adalah penyelamat Michelle. Ia juga memberitahu bahwa dunia luar telah "diserang" � mungkin oleh Rusia, Korea Utara, atau bahkan makhluk Mars, kata Howard � dan sekarang tak bisa lagi dihuni. Oleh karenanya, mereka tak boleh keluar dari bunker.

Michelle tak sendirian disana. Penghuni ketiga bernama Emmett (John Gallagher, Jr.), seorang tetangga Howard yang berhasil menyelamatkan diri dan menumpang di bunker Howard sebelum serangan terjadi. Keberadaan Emmett menjadi dilema bagi Michelle. Ia percaya ada yang tak beres dengan Howard, namun secara blak-blakan, Emmett mengkonfirmasi kebenaran dari kata Howard, meski ia sendiri tak begitu yakin.

Ada begitu banyak pertanyaan yang timbul dan naskah yang ditulis oleh Josh Campbell dan Matthew Stuecken (dengan polesan dari sutradara Whiplash, Damien Chazelle) sukses membuat kita menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi (atau tak terjadi). Dengan berbagai macam pengalihan (termasuk dengan backstory mengenai Howard � yang sayangnya tak terjawab � dan Emmett), film ini memancing kita untuk membuat asumsi namun di lain sisi juga membuat kita meragukan asumsi tadi. Sutradara Dan Trachtenberg tak pernah terburu-buru mengeksekusi filmnya. Lapisan demi lapisan cerita dibuka dengan perlahan dan ritme yang terjaga. Di adegan puncak, ia bahkan tak tergoda untuk menambahkan dialog dan lebih memilih untuk membiarkan gambar yang bercerita. Atmosfer misterius juga didukung dengan scoring menegangkan dari Bear McCreary.

Yang patut disoroti dari film ini adalah dinamika antarkarakternya, khususnya antara Howard dan Michelle. Michelle bukan sekedar menjadi obyek eksploitasi naratif saja. Winstead memberikan dimensi bagi karakternya. Di balik penampilan yang feminim, Michelle adalah wanita yang kuat dan karena itu pula kita peduli dengan nasibnya. John Goodman membawakan Howard sebagai enigma. Howard boleh jadi seorang paranoid yang terobsesi dengan teori konspirasi, tapi bukankah layak baginya mendapat apresiasi karena telah menyediakan tempat bernaung dengan akomodasi yang lengkap? Setimbang antara maniak dan peduli, penampilan Goodman memberikan nuansa tak nyaman.

Superioritas paruh awal dibandingkan dengan paruh akhir boleh jadi akan menjadi perdebatan, tergantung selera penonton. Yang tak bisa disangkal adalah twist-nya yang tetap akan memberikan efek shock. Bisa jadi ini adalah cara murahan untuk menghubungkannya dengan Cloverfield atau mungkin memang inilah premis aslinya sejak awal. Yang manapun, 10 Cloverfield Lane bergabung dalam grup langka, dimana sekuel lebih baik dibanding pendahulunya. Anda bahkan bisa melihat satu lagi sekuelnya melayang-layang di adegan akhir. �UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

'10 Cloverfied Lane' |
|

IMDb | Rottentomatoes
103 menit | Remaja

Sutradara Dan Trachtenberg
Penulis Josh Campbell, Matt Stuecken
Pemain John Goodman, Mary Elizabeth Winstead, John Gallagher, Jr.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post