Latest News

Adbox

Kamis, 21 April 2016

Review Film: 'Backtrack' (2016)

Meski berada di ranah horor, 'Backtrack' lebih cenderung ke arah investigasi misteri dibandingkan horor itu sendiri.

�The dead never forget.�
Backtrack adalah film yang layak ditonton berkali-kali agar tak melewatkan detil-detil kecil yang mengantarkan kita pada plot twist yang sudah dibangun dengan baik sejak awal, dengan catatan anda tak berkeberatan mengulang kembali siksaan dari perkembangan plot yang sangat pelan dan membingungkan.

Meski berada di ranah horor, film ini lebih cenderung ke arah investigasi misteri dibandingkan horor itu sendiri. Penampakan hantunya jarang sekali yang benar-benar menakutkan. Film ini mungkin akan lebih diapresiasi oleh pecinta horor yang mencari kedalaman cerita dibanding adegan seram yang membuat merinding atau berteriak ngeri.

Adrian Brody bermain sebagai Peter Bower, seorang psikiater yang ironisnya punya masalah psikologis. Bersama sang istri, ia harus berkutat dengan trauma pasca tewasnya putri mereka dalam sebuah kecelakaan. Biar bagaimanapun, ia harus tetap melakukan konseling bagi para pasien yang anehnya punya masalah yang sama: mereka tampaknya terjebak dalam memori di tahun 1987 dan menganggap Amerika masih dipimpin oleh Ronald Reagan.


Yang lebih aneh lagi adalah kemunculan gadis dengan jaket hoodie bernama Elizabeth Valentine (Chloe Baylis) yang kerap bertingkah aneh seperti muncul tiba-tiba atau menatap jendela dengan ketakutan. Tak begitu kebetulan, inisial Elizabeth Valentine berima sama dengan nama anaknya yang tewas, Evie. Untuk itu, Peter berkonsultasi dengan mentornya, Duncan (Sam Neill) yang bilang bahwa ini hanyalah imajinasi alam bawah sadar akibat pengalaman traumatisnya.

Bagi penonton yang sudah familiar dengan genre serupa, dipastikan bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Namun jangan khawatir. Yang barusan bukanlah spoiler. Saat Peter tahu bahwa yang dilihatnya adalah orang mati, cerita Backtrack baru saja dimulai. Fakta ini mengantarkan Peter untuk pulang ke kampung halamannya dan bertemu kembali dengan sang ayah, William (George Shevtosv). Kita kemudian mengetahui bahwa pada tahun 1987 terjadi kecelakaan kereta api yang menewaskan 47 penumpang disana. Peter juga akhirnya ingat bahwa ia dan temannya berada di TKP saat tragedi itu terjadi. Lantas apa hubungan kecelakaan itu dengan dirinya?

Michael Petroni mempersiapkan naskah dengan cerita berlapis. Beberapa kilasan adegan flashback mengungkap plot yang jauh lebih rumit dibandingkan apa yang terlihat di permukaaan dan butuh waktu (serta kesabaran) untuk benar-benar bisa terikat dengan perkembangan alurnya yang pelan. Merangkap sebagai sutradara, ia juga menciptakan atmosfer yang begitu moody dan suram seolah tak ada kehidupan di dalamnya. Ini juga didukung oleh sinematografi dari Stefan Duscio yang membuat film ini tampak lebih berkelas daripada aslinya.

Siapa lagi coba yang cocok memerankan orang depresif selain Adrien Brody? Brody memberikan penampilan yang meyakinkan sebagai orang yang dihantui masa lalu. Kerapuhan emosional dari Peter ternyata menjadi kunci untuk membuka misteri yang telah ditutup rapat, baik oleh dirinya sendiri maupun orang di sekitarnya, termasuk sang ayah yang dulunya merupakan penyidik dari kasus kecelakaan tersebut.

Lagi-lagi perlu diingat bahwa Backtrack adalah campuran antara investigasi misteri ala detektif dengan elemen horor, jadi tepat setelah pengungkapan plot twist yang tak terduga, kita harus bersiap dengan suguhan penyelesaian konflik yang tak masuk akal dan over-sentiment. Pada akhirnya, logika tak berlaku di dunia supranatural. �UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

'Backtrack' |
|

IMDb | Rottentomatoes
90 menit | Remaja

Sutradara Michael Petroni
Penulis Michael Petroni
Pemain Adrien Brody, Bruce Spence, Sam Neill

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post