Adbox

Rabu, 16 Maret 2016

Review Film: 'Mermaid' (2016)

Akting pemainnya buruk, plotnya amburadul, CGI apalagi. Mungkin memang absurditasnyalah yang mampu menghipnotis jutaan penonton.

Mermaid adalah film yang lucu karena begitu absurd. Leluconnya sebagian besar begitu payah dan tak masuk akal tapi tetap memancing tawa saking edannya. Sulit membayangkan film ini dibuat oleh manusia yang punya akal sehat, namun faktanya yang di belakang layar adalah aktor / sutradara / produser kenamaan Cina, Stephen Chow. Setelah Shaolin Soccer, Kung Fu Hustle lalu film ini, saya mulai meragukan kewarasannya.

Film ini merupakan film terlaris sepanjang masa di Cina (mengalahkan rekor Monster Hunt) dan sejauh ini menjadi film terlaris global di tahun 2016, hanya kalah sedikit dari Deadpool. Apa yang membuatnya begitu menarik? Akting pemainnya buruk, plotnya amburadul, CGI apalagi. Mungkin memang absurditasnyalah yang mampu menghipnotis jutaan penonton.

Kegilaan sudah dimulai sejak awal saat seorang pemandu tur abal-abal dengan setengah hati memandu para turisnya di museum yang tak kalah abal-abal pula. Adegan ini tak relevan dengan plot utama, namun setidaknya ia menyoroti bahwa film ini akan membahas tentang duyung dengan cara memperlihatkan kita seekor, eh, seorang duyung yang akan membuat perut anda mual.


Percaya atau tidak, Mermaid mengangkat tema mengenai isu lingkungan yang dibalut dengan rumus komedi-romantis (walau tak romantis amat) mengenai duyung. Liu Xuan (Deng Chao) adalah konglomerat muda yang bermaksud untuk mereklamasi kawasan pantai Teluk Hijau. Dengan bantuan ilmuwan bule, ia menggunakan teknologi sonar untuk mengusir kawanan lumba-lumba. Nah ternyata sonar ini juga mengganggu populasi duyung. Mereka terpaksa mengungsi ke sebuah reruntuhan kapal.

Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, pimpinan para duyung, manusia separuh gurita (Show Luo) mengutus Shan (Lin Yang) yang polos untuk menggoda Xuan dan membunuhnya. Tak perlu dijelaskan lagi bahwa Shan tak punya kaki manusia. Oleh karena itu, ekor ikannya dimodifikasi sehingga tak begitu mencurigakan, walau akhirnya tetap saja janggal. Rencana ini menjadi kacau, karena Shan malah jatuh cinta pada Xuan, begitu juga sebaliknya.

Film ini melempar lelucon sebanyak mungkin, dan meski ada beberapa yang meleset, kapabilitas Chow mengatur komposisi dan timing sedemikian rupa membuat beberapa momen komediknya begitu priceless. Kebanyakan merupakan lelucon slapstick, misalnya usaha pembunuhan yang dilakukan Shan yang seringkali gagal total dan malah membuatnya terkena bulu babi. Atau duyung gurita yang terpaksa menggoreng tentakelnya sendiri agar penyamarannya tak terbongkar. Yang paling kocak adalah saat Xuan melaporkan pengalamannya melihat duyung dan dua polisi dodol malah membuat sketsa duyung yang konyol, seolah keduanya tak pernah tahu sama sekali.

Cukup mengejutkan bahwa naskah ditulis oleh 7 orang ditambah Chow padahal filmnya tak punya perkembangan plot yang signifikan. Setidaknya hingga cerita berubah haluan secara drastis di paruh ketiga. Ketika partner Xuan, Ruolan (Zhang Yuqi) turun tangan, kegilaan berganti menjadi adegan brutal. Misi Ruolan adalah untuk mencari spesimen duyung hidup, lantas kenapa pula ia melakukan pembantaian duyung secara sporadis? Adegan sentimentil di akhir juga kurang menohok karena hubungan Xuan dan Shan sejak awal terkesan hanya menjadi fasilitas bagi lawakan.

Ah, tapi mungkin saya saja yang terlalu serius. Bisa jadi anda akan lebih menikmatinya. Jika lelucon absurd dan wanita seksi adalah yang anda cari, film ini untuk anda. �UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

'Mermaid' |
|

IMDb | Rottentomatoes
94 menit | Remaja - BO

Sutradara Stephen Chow
Penulis Stephen Chow, Kelvin Lee, Ho Miu-kei, Lu Zhengyu, Fung Chih-chiang, Ivy Kong, Chan Hing-ka, Tsang Kan-cheung
Pemain Deng Chao, Show Luo, Zhang Yuqi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Post